Dear diary,
Ngerasa beku dengan keadaan seperti
ini. Ngerasa nggak dianggap keberadaannya. Merasa dipermainkan. Tapi toh aku
terlalu baik untuk tetap bertahan dengan keadaan seperti ini. Pernahkah kamu
sadar aku ada disini? Apa pernah kamu rasakan apa yang sebenarnya aku pendam?
Untung saja, karma masih berlaku.
Aku yakin suatu saat kamu juga mengerti dan berada diposisiku. Posisi yang membingungkan bukan? Dimana aku harus jadi orang lain dan bermuka dua. Di hadapanmu aku tegar, tapi dibelakangmu aku rapuh.
Terlalu percaya pada keangkuhanku
sendiri awalnya. Tapi tenyata aku salah, keangkuhanmulah yang menyeretku.
Membawaku menikmati sayatan belati yang lama-kelamaan menghujam jantung.
Pernahkah kamu bertanya karma itu akan tiba dan menimpamu? Kamu tak pernah
sadar, akulah yang akan menjadi karma itu. Bahkan aku yang adalah gadismu yang
dulu, yang kau kenal baik dan murah hati, akan berubah menjadi sekejam adolf
hitler.
Lemahku memang tampak, kau tahu itu.
Tapi kamu tak tahu sisi lainku. Karma itu akan datang, lebih menyakitkan
bahkan. Bukan maksudku menginginkan sakitmu. Tapi buatku, kamulah yang memulai,
dan kamulah yang harus mengakhiri...
Dear diary,
Berakhirnya euforia masa-masa
kemarin. Aku terlalu lelah untuk tertawa, bahkan hanya untuk tersenyum. Hey..
mengapa aku harus bahagia dengan kebahagiaanmu? Toh, aku punya mimpi dan
jalanku sendiri. Aku belajar bagaimana membuat hidupku lebih berarti. Yaitu
dengan melupakan hari-hariku denganmu secepat mungkin..
Aku terlalu baik bukan? Dihadapanmu,
aku selalu brpura-pura tak pernah kau sakiti. Tapi nyatanya, kau juga yang
menyadari bahwa aku terlalu baik dan mulia untuk kau lukai hatinya.
Lihatlah.. betapa tak beratinya aku
sekarang - untukmu -. Tapi untuk sahabat, teman, dan keluargaku.. aku tetaplah
aku.
Berhentilah memuja angin yang
berhembus sesaat di hadapanmu, belajarlah memuja angin yang memberimu kesejukan
setiap saat kau butuhkan..
Belajarlah untuk menjadi dewasa,
belajarlah memaknai setiap kata yang sempat kau ucapkan kepadaku. Ingatah,
janji adalah hutang.. bersyukurlah, karena kau telah berjanji pada orang
sepertiku. Karena meskipun tak kau tepati, aku tak akan memintamu menepatinya.
Dear diary
Terlalu sering menangisi
kenyataan bahwa kau yang membuatku rapuh.
Padahal aku bisa tetap kuat dan
betahan tanpa kau. Buktinya hingga detik aku menulis ini, aku tetap bernafas,
dan tetap bisa berfikir jernih. Menceritakan apa yang terjadi dengan runtut.
Aku terlalu mendramatisir keadaan,
bukan? ya, aku terlalu takut kehilanganmu. Aku terlalu takut menjalani hari
tanpamu. Sedangkan kau sendiri terlalu takut kehilangan dia yang telah memilih
orang lain. Betapa bodohnya kita berdua? Mengharapkan sesuatu yang kita tahu
tak akan pernah jadi kenyataan.
Padahal, jika kita mau.. kita bisa
melihat dunia dengan cara yang lebih indah. Kita bisa mengabdikan diri kita
pada dunia untuk berbagai hal yang lebih berharga dan berarti.
Kesalahan kita hanya satu. Kita
berbohong pada perasaan kita sendiri. Bertahan, dan percayalah pada perasaan
kita sendiri. Kita yang punya pilihan akan hidup tenang atau hidup penuh
penderitaan..
Dear diary,
Dua puluh dua adalah angka
keberuntungan kita. Dan tanggal dua puluh dua bulan enam adalah hari terindah
kita, tepat satu bulan setelah π day..
Kita?? Itu dulu. Sekarang tak ada
lagi kata “kita”. Yang ada adalah “aku”, “kamu”,karena sekarang kita berjalan
sendiri-sendiri. Aku bahagia dengan jalanku, bahkan aku merasa lebih bahagia
sekarang. Lihat, tanpamu.. dunia ternyata lebih indah.
Sekarang, dua puluh dua bulan enam,
tetaplah bermakna. Aku menjadikannya hari dimana aku membuat rancangan hidupku
satu tahun berikutnya..
Dan dalam rancangan hidupku tahun ini,
aku menyelipkan sebuah tanggal dimana aku siap menghapusmu dari deretan masalah
hidupku.
Terimakasih telah membuat hidupku
lebih berwarna, meskipun menyakitkan pada akhirnya. Tapi tak pernah aku sesali
mencintaimu selama ini. Biarlah menjadi pelajaran berharga.. dan dengan
berakhirnya rasa sakitku di tanggal itu tahun ini. Aku siap dengan hidupku yang
baru. Dan aku siap melihat dunia.. J
No comments:
Post a Comment