Thursday 22 March 2012

Bagian Kedua : Zahrah

    MOS berakhir, itu artinya kita bisa melewai hari-hari ini seperti biasa untuk pertama kalinya. Dan kebiasaan itu artinya, aku akan terbiasa mengenal sifatmu yang bahkan tak pernah aku ketahui sebelumya.
   
    Ini hari pertama sekolah. Kamu duduk dibangku paling depan lajur nomor dua dari pintu masuk. Aku duduk dilajur nomor tiga dibangku nomor tiga. Aku hanya bisa melihatmu dari belakang. Melihat jilbabmu bergoyang-goyang mengikuti gerakan kepalamu karena tertawa. Aku hanya bisa mengiraira, bagaimana wajahmu ketika tertawa, apalagi saat kamu tersenyum. Seperti apakah wajahmu?
    
     Ini hari ketiga
     Masih ingat pagi tadi saat mengisi formulir itu disampingmu, kita mengisinya bersama bukan? Bahan kita mengumpulkannya bersama. Apa kamu sadar ada aku disampingmu? Atau jangan-jangan kamu sama sekali tidak menyadarinya?
     Itu pertama kalinya melihatmu dari dekat, aku baru sadar, kamu tak secantik yang aku rasakan sebelumnya, tapi aku merasa ada sesuatu yang cantik dalam hatimu. Itu cantik yang aku suka. Cantik itu pasti bertahan lama.

     Aku lupa cara menghitung hari, tapi aku rasa waktu berjalan begitu cepat, entah berapa lama aku mengenalmu, tiba-tiba saja kita dekat. Entah bagaimana mulanya, aku tiba-tiba saja berani bertanya tentang sesuatu yang sangat privat tentangmu,
     " Kamu pernah pacaran? "
     " Pernah, kamu ? "
     Dia menjawab dengan jujur pertanyaanku. Tiba-tiba saja pembicaraan kita semakin jauh, dan dengan jelasnya aku mengungkapnya begitu saja,
     " Mungkin aku akan mencoba menyukai seseorang sekarang, aku pengin punya pacar yang berjilbab."
Kutelan bulat-bulat kalimat pacar yang berjilbab itu. Kutunggu reaksinya. Dia tertawa dan menggodaku,
     " Sari yang digosipin sama kamu kalau dipake'in jilbab juga cantik kok."
     Seketika aku tercekat. Tidak seperti harapan.

No comments:

Post a Comment