Saturday, 15 September 2012

Cinta Kayla

From  : Adnan                                                  Thursday, February 23, 2012 3:28 PM
To       : princesskayla@ymail.com

    La, jadi dinner kan? Mama udah nyiapin segala macem buat kamu. Please, don’t dissapointed me , terutama mamaku.
   
                                                                 ***
Kayla menutup email yang baru saja masuk dan menghantam perasaannya. Berdebum ia dengar suara-suara di hatinya yang mencoba memberontak. Kayla malas menanggapi Adnan yang hampir empat tahun ini menemani harinya. Bukan karena janji makan malam yang dilontarkan Adnan, tapi lebih dari itu, perasaan yang telah hilang untuk Adnan harus ia paksakan hadir dalam denting-denting denyut nadinya. Terbelenggu dalam kebohongan dan hati palsu, adalah dirinya, tapi demi balas budi, apa yang bisa ia lakukan?
    Tubuh kayla meringkuk diatas sofa kecil di dalam kamar, menenggelamkan tubuh mungilnya. Ia menutup mata dan telinga rapat-rapat, tak mau mendengar handphone dan YM nya yang terus menerus minta ditengok. Kalau saja bukan karena tak ingin mengecewakan mama Adnan, tentu kayla telah menendang Adnan jauh-jauh dari hidupnya.
    Akhirnya ia tak tahan, diangkatnya telepon dari Adnan,
    “ La, aku jemput kamu jam tujuh “
    “ Nggak perlu, nan. Aku bisa berangkat sendiri “
    “ Kamu kenapa sih, udahlah aku jemput kamu dirumah !!! “
    klik !!
 Kayla menutup telepon. Menarik napas dalam-dalam.  Kasar . Itulah yang membuatnya berpaling dari Adnan. Tapi hingga detik ini ia masih mampu bertahan. Sekali lagi, ini semua tak lain demi mama Adnan.
    Dibukanya lemari pakaian, ia runtut memilih gaun yang pas untuk makan malamnya itu. Ia menjatuhkan pilihan pada gaun peach selutut. Itu gaun yang mama Adnan pilihkan untuknya. Entah kenapa ia sangat menyukainya. Ia menyukai dan menghormati mama Adnan, tapi perasaannya terhadap Adnan, sama sekali lain.
    Ia mematut-matut diri di depan cermin besar berbingkai kayu jati. Cantik. Ia ingin tampil cantik di depan mama Adnan. Rambut berombak sepunggungnya ia biarkan terurai, ia hanya menyematkan jepit kecil warna senada untuk merapikan rambutnya.
    Handphonenya berdering, sms dari Adnan,
    “ Aku di depan rumah, honey “
    Muak ia membaca sms itu.  Honey? Kayla muak dengan semuanya, muak dengan cara Adnan yang bermanis-manis padanya setelah ia dibentak dan dikasari. Begitukah cara Adnan mencintainya?. Kayla mengintip dari balik tirai jendela kamarnya, Adnan sedang bersandar dipintu depan mobilnya, disingkapnya lengan bajunya, melirik arlojinya sesaat, lalu menoleh kearah pintu rumah. Kayla tahu, kalau ia tak segera keluar rumah, Adnan akan memaki-makinya sepanjang perjalanan dan setelah itu Adnan akan memeluknya erat dan meminta maaf sambil menangis seperti anak kecil. Dan kayla lebih suka dirinya dicaci maki oleh Adnan ketimbang harus jatuh dalam pelukan Adnan yang bisa membuatnya menangis semalaman.
    Kayla membuka pintu rumahnya, menguncinya dengan cepat. Dan berlari kearah mobil Adnan. Ia paksakan seulas senyum, meskipun guratan ketidaknyamanan terpancar jelas pada raut wajahnya. Munafik. Kayla mengutuk dirinya sendiri. Adnan tak banyak berkomentar, dibukanya pintu mobil, Kayla masuk kedalam mobil sambil menghela napas panjang. Mesin mobil dihidupkan. Mobil land cruiser itu melaju ringan di atas jalanan. Kayla samasekali tak berani melirik Adnan. Mereka melaju dalam diam. Sepertinya Adnan tak mau berbasa-basi lagi dengan Kayla. Toh, sebentar lagi Kayla menjadi miliknya. Berbeda dengan Adnan, Kayla merasa telah menyerahkan diri pada mulut srigala. Bunuh diri.
    Lagu goodbye milik secondhand serenade mengalun lembut, sampai pada lirik take my hand away hati kayla merasa teriris. Ia beranikan diri memandang wajah Adnan. Wajah tampan itu yang dulu membuatnya merasa semua akan baik-baik saja, tapi itu dulu, dulu sekali. Sekarang satu-satunya hal yang ingin dia lakukan adalah lepas dari hidup Adnan, memulai hidup baru.
    Kayla ingat, mengapa ia harus melalui empat tahun yang melelahkan ini bersama Adnan. Adnan adalah salah satu eksekutif muda relasi bisnis ayahnya, mereka bertemu di acara gathering perusahaan ayahnya. Saat itu Adnan datang bersama mamanya. Kayla dan mama Adnan langsung akrab, dan malam itulah awal mula hubungannya dengan Adnan sekaligus bencana bagi hidupnya. Sepulangnya dari acara gathering mobil yang ditumpangi kayla dan ayahnya mengalami kecelakaan. Ayahnya meninggal, perusahaan kacau balau ditangannya. Saat itulah Adnan datang, menawarkan bantuan dan menjadi mimpi indah untuk Kayla. Mama Adnan menyarankan mereka untuk bertunangan. Kayla mengiyakan. Itulah kesalahan terbesar dalam hidup Kayla. Adnan yang ia tahu bagaikan surga dalam hidupnya, tiba-tiba menjadi neraka. Sikap manisnya berubah menjadi kasar. Kayla tak punya pilihan lain, karena bertunangan dengan Adnan adalah satu-satunya pilihan untuk membalas budi baik keluarga Adnan terhadap dirinya. Apalagi sikap mama Adnan yang selalu memanjakannya, kayla yang tak pernah merasakan bahkan seujung kuku kasih sayang ibunya merasa bertanggung jawab membahagiakan mama Adnan. Ia tidak mau dianggap sebagai orang yang tak tahu balas budi.
    Lamunan Kayla terhenti ketika tiba-tiba Adnan menepuk pundaknya.
    “ Kita sudah sampai, honey “
    “ oh..oh..iya “. Kayla tergagap.
    Adnan membukakan pintu untuknya. Ucapan basa-basi terimakasih meluncur dari mulut Kayla. Ia tak tahu apa yang akan terjadi malam ini. Apakah pernikahannya akan dipercepat?
    Adnan menuntunnya masuk kedalam rumah. Orang-orang diluar sana pasti berpikir betapa beruntungnya Kayla. Laki-laki sempura seperti Adnan, terlihat penuh cinta saat menggandeng tangannya. Tapi bagi Kayla, senyum di wajah Adnan seakan ingin menelannya.
    Mama Adnan duduk di kursi paling ujung meja makan berbentuk oval ini. Tersenyum lembut melihat anak laki-lakinya menggandeng kayla. Kayla mencium tangan mama Adnan, tangan kiri wanita itu mengusap lembut kepala Kayla. Perasaan nyaman saat berada di dekat mama Adnan itulah yang ia suka. Makan malam berlangsung seru. Perbincangan hanya didominasi mama Adnan dan Kayla. Adnan sendiri hanya menanggapi perbincangan mereka dengan senyuman.  Makan malam selesai, Kayla pamit. Tetapi mama Adnan mencegahnya.
    “ Ikut mama sebentar yuk “
    Kayla menurut. Mereka memasuki kamar yang cukup luas, interiornya minimalis, membuat siapa saja betah berada disana. Kayla memperhatikan ada sebuah kotak kecil diatas kabinet, tak disangka mama Adnan menyerahkannya pada Kayla.
    “ Isinya kalung emas putih dengan liontin mutiara ”. Mama Adnan seakan mengetahui apa yang ada dalam pikirannya.
    “ Terimalah Adnan, Nak. Mama tahu ia kasar padamu, mama tahu kamu ingin lepas darinya “. Mama Adnan terisak. Kayla tersudut. Mama Adnan melanjutkan.
“ Dia mencintaimu. Tak pernah ada keinginan untuk meyakiti perasaanmu dengan sikapnya yang seperti itu. Mengapa ia seperti itu, itu karena ia sangat mencintaimu ”.
Hati Kayla berontak. Mencintaiku tapi terus-terusan menyakiti, apa maksudmu Adnan?.
“ Kalung ini khusus Adnan pesan untukmu sebagai hadiah pernikahan, tapi Adnan menyuruh mama memberikannya sekarang karena ia tak yakin kamu mau menikah dengannya  “.
Tiba-tiba saja semua menjadi jelas dan terang setelah mama Adnan menceritakan semuanya. Sebelum meninggal, ayah Kayla meminta Adnan untuk menikahinya. Kayla tak pernah tahu itu. Yang ia tahu, mama Adnan lah yang menyuruhnya menikah dengan Adnan. Saat itu Adnan menerima permintaan ayahnya. Adnan sama sekali tak peduli pada perasaannya sendiri yang sebenarnya telah jatuh cinta pada gadis lain. Adnan marah pada dirinya sendiri yang tak bisa memperjuangkan cintanya. Karena itulah ia benar-benar membenci Kayla. Ia melakukan apa saja agar Kayla mau membatalkan pernikahan mereka. Adnan salah, Kayla tetap bertahan dan ia tahu karena itu semua demi kebahagiaan mamanya. Lama kelamaan Adnan jatuh cinta pada Kayla. Dulu Adnan tak pernah jatuh cinta pada Kayla, tak pernah benar-benar jatuh cinta seperti sekarang. Adnan merasa semuanya terlambat ketika tahu Kayla ingin lepas darinya. Ia marah, marah pada dirinya sendiri. Ia tak ingin kehilangan orang yang ia cintai untuk keduakalinya.
“ Adnan ingin menjagamu, Nak. Seandainya saja dia tahu cara mencintaimu dengan lembut, tentu ia akan melakukannya, keputusan ada di tanganmu“.
Mata kayla berkaca-kaca. Ia pernah mencintai Adnan. Dan perasaan itu kembali lagi menguasai dirinya. Cinta itu tiba-tiba saja bergemuruh, membuatnya ingin berlari memeluk Adnan. Kotak itu ia buka, kalung itu ia genggam. Ia merasakan kalung itu di sela-sela jemarinya. Ia menutup mata, ia telah memutuskan, ia pernah mencintai Adnan dan detik ini cinta itu kembali, maka ia akan mengakhiri semuanya dengan bijak. Adnan menunggu Kayla dan mamanya di depan pintu kamar, Adnan terkejut saat Kayla membuka pintu kamar. Mereka terdiam. Kayla menyerahkan kalung itu pada Adnan.
“ Kamu menolakku ? “
“ Apa itu pertanyaan sakral yang ingin kamu tanyakan? “. Seulas senyum yang kini berasal dari hati Kayla yang paling dalam tersungging.
Adnan mengerti, ia tersenyum.
“ Will you marry me? “
“ Yes, i will “.

No comments:

Post a Comment