Friday 16 December 2011

Diary Anastasia


Dear diary,
            Hai diary, kau tahu? Aku banar-benar ketakutan. Aku tahu kutukan Rasputin akan menjadi kenyataan. Tapi aku belum siap jika hari ini adalah hari kematianku.
***
            Aku, Anastasia Nikolaevna Romanov, putri ketiga Tsar Nicholas II dari Rusia. Ibuku seorang wanita yang cantik luar biasa bernama Tsarina Alexandra. Aku memiliki tiga orang kakak dan satu orang adik. Mereka adalah Olga, Tatiana, dan Maria, serta si bungsu putra mahkota Alexei yang mengidap penyakit hemophilia.
            Ibuku –aku harus memanggilnya Tsarina– sangat mencintai pangeran Alexei, begitu pula aku dan ketiga kakakku. Untuk itu Tsarina melakukan berbagai cara demi kesembuhan putra mahkota. Salah satunya adalah beliau mendatangkan seorang dukun bernama Gregory Efimovich Rasputin –tapi kami memanggilnya Rasputin-. Rasputin begitu jelek –dan aku sama sekali tidak menyukainya- , namun pintar merebut hati Tsarina Alexandra. Apapun yang diinginkannya pasti dikabulkan. Dia termasuk dukun yang baik, tapi sayang dia sangat suka mabuk-mabukan dan main perempuan. Dan hubungan Rasputin dengan Tsarina Alexandra inilah yang menjadi awal mula keretakan kepemimpinan ayahku. Istana yang tadinya nyaman menjadi kacau balau.
            Suatu hari istana gempar. Adikku –pangeran Alexei– dinyatakan sembuh dari penyakit hemophilia setelah selama kurang lebih tujuh tahun ia berjuang mempertahankan hidupnya melawan penyakit yang menggerogoti tubuh mungilnya itu. Dan itu semua berkat ramuan dari Rasputin. Aku mengakui ia adalah dukun yang sangat hebat. Keluarga kekaisaran berpesta pora selama beberapa hari. Dan aku bahagia sekali melihat adikku tersayang itu akhirnya tersenyum menatap dunia.
            Setelah euforia kesembuhan pangeran Alexei berakhir, Tsar Nicholas II pergi selama satu minggu penuh untuk melakukan perjalanan kekaisaran. Tanpa disadari, Tsar Nicholas II telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia memberikan tampuk kepemimpinan kekaisaran pada Tsarina Alexandra. Hal ini membuat Tsarina merasa memiliki hak mutlak terhadap kekaisaran. Tsarina Alexandra menetapkan semua keinginannya sebagai perintah. Ini menimbulkan keberangan diantara petinggi istana. Apalagi lama-kelamaan diketahui, bahwa dibelakang sang Tsarina, Rasputinlah yang memegang kendali. Tsarina menjalankan kekuasaannya atas campur tangan Rasputin.
            Sekembalinya dari perjalanan, kekaisaran telah menjadi kacau. Ayahku – Tsar Nicholas II– didesak untuk mengambil tindakan tegas terhadap tsarina Alexandra dan Rasputin. Penasihat kerajaaan menjelaskan segala tindak tanduk Tsarina Alexandra selama memerintah Rusia, termasuk peranan Rasputin yang dianggap menentang kekaisaran dengan cara memperalat Tsarina Alexandra. Atas perintah Tsar Nicholas II, Rasputin dimasukkan kedalam daftar buronan kekaisaran. Dan dengan mempertimbangkan bahwa Tsarina Alexandra adalah ibu kerajaan, maka ia dibebaskan dari segala tuduhan. Sejak saat itu Rasputin menghilang dan Tsarina Alexandra seakan kehilangan semangat hidupnya.
            Suatu pagi, penghuni istana dikejutkan oleh sepucuk surat yang ditulis sendiri oleh Rasputin. Aku mencuri dengar kegaduhan yang terjadi di ruang utama istana. Aku melihat raut wajah ayah yang memucat setelah membaca surat itu. Kemudian penasihat kekaisaran Rusia diminta untuk membacakannya di depan semua orang. Kira-kira begini isinya :

            “ Aku, Gregory Efimovich Rasputin bersumpah. Apabila kau, Tsar Nicholas II mendengar terompet tanda kematianku dan ternyata pembunuhnya merupakan jelata sesamaku, kau boleh tenang. Karena kau dan keturunanmu akan memerintah Rusia selama berabad-abad lamanya. Tetapi jika ternyata aku dibunuh oleh keluargamu dan pembunuhanku telah direncanakan, maka kau dan keluargamu tidak akan bertahan hidup terhitung tujuh hari setelah kematianku “.

            Aku hanya bisa terdiam sambil menggigit bibir, ada rasa pedih yang menggelayuti perasaanku. Aku berteriak dalam hati, “ Ini kutukan !! “. Setelah pembacaan surat selesai, aku berlari menemui ketiga kakakku dan menceritakan isi surat kutukan Rasputin. Hatiku kelu, sakit karena ketakutan. Takut menghadapi kematian.
            Pangeran Alexei mendekatiku, lalu memelukku dengan erat. “ Tenanglah kakak, mengetahui kau akan mati besok lebih menyenangkan daripada kau tidak mengetahui kapan kau akan mati. Aku pernah merasakannya, dan itu sangat melegakan “. Ia tersenyum menenangkan.
            Hari-hari berikutnya terasa berat, karena aku terus saja dibayangi surat kutukan Rasputin.
            Selang beberapa hari kemudian, aku benar-benar mendengar kabar bahwa Rasputin telah meninggal. Jasadnya ditemukan di tepi sungai pinggiran desa dengan tubuh penuh luka tembakan. Ayah sama sekali tidak mengetahui siapa yang melakukan pembunuhan itu. Karena setelah menerima surat Rasputin ia memerintahkan pemberhentian pasukan pencari Rasputin.
            Setelah diselidiki, ternyata pembunuhan Rasputin dipelopori oleh keponakan ayahku sendiri. Keponakan ayahku adalah seorang panglima handal yang biasa memimpin pasukan. Tentu saja kemampuannya untuk merencanakan pembunuhan Rasputin tidak diragukan lagi. Aku menyimpulkan kutukan Rasputin akan segera terjadi. Dan sejak hari pertama kematiannya, aku tak pernah lupa menghitung hari-hari yang dijanjikan Rasputin dalam suratnya.
            Setelah kematian Rasputin yang mengenaskan, kekaisaran Rusia dihadang situasi kritis. Pemberontakan terjadi dimana-mana. Aku mendengar bahwa penyebab utama pemberontakan yang terjadi di kekaisaran adalah akibat dari pemerintahan sesaat ibundaku sendiri, Tsarina Alexandra. Padahal pemerintahan Tsar Nicholas II hanya ia pegang kurang lebih dalam jangka waktu satu minggu. Namun akibat yang ditimbulkannya begitu fatal.
            Pemberontakan terus berlanjut. Pemberontak hampir tiba di benteng sebelah barat istana Tsar. Prajurit dikerahkan untuk menjaga kadaulatan kekaisaran.
Malam itu aku dan saudara-saudaraku tidak dapat memejamkan mata.  Ada seseorang mengetuk pintu kamar, pintu terbuka. Aku melihat ayah bersandar pada daun pintu kemudian tersenyum. Beliau mengahampiri kami dan bertanya mengapa kami belum tidur. Kami menjawab bahwa kami belum bisa tidur malam itu. Kemudian beliau menceritakan perjalanannya berkeliling daerah kekuasaannya beberapa hari yang lalu. Banyak hal yang menyenangkan yang beliau ceritakan. Cerita itu belum selesai, tapi aku telah terlelap.
            Hari ini tanggal 17 Juli 1918, pagi yang cerah. Tetapi aku tetap ketakutan saat menggoreskan tinta di agendaku. Aku sengaja menggunakan tinta warna merah untuk menuliskan tanggal hari ini. Aku merasa inilah kali terakhir aku menuliskan semua kejadian yang aku alami.
Pagi ini pasukan komunis Bolsheviks Rusia menyerbu istana. Aku dan seluruh keluargaku dibawa ke suatu tempat. Aku tidak tahu dimana. Sekarang ini aku berada dalam kereta kuda. Aku sesekali mengintip melalui jendela kecil di samping kananku. Banyak pepohonan. Tentu saja ini hutan. Entahlah, apa mungkin kutukan Rasputin telah menjadi kenyataan? Apa benar hari ini adalah kematianku? Tentu saja aku tidak tahu.
***
Faktanya, pembantaian atas keluarga Tsar Nicholas II dari Rusia diakibatkan kecerobohan keluarga itu sendiri. Yang membuat mereka kehilangan nyawa, bukanlah kutukan Gregory Efimovich Rasputin, tapi merupakan sebuah konspirasi.
Isu yang beredar di kalangan masyarakat Rusia adalah bahwa dua anak Tsar Nicholas II berhasil lolos dari pembantaian. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah kuburan masal pada tahun 1991 di Yekaterinburg di wilayah pegunungan Ural, 900 mil di timur Moskow yang berisi tulang belulang seluruh keluarga kekaisaran, di dalamnya tidak ditemukan jasad dua anak Tsar Nicholas II lainnya. Masyarakat percaya bahwa putra mahkota Alexei dan putri Anastasia berhasil selamat dan hidup dengan menyembunyikan identitas mereka.
Selama bertahun-tahun setelah pembantaian keluarga Tsar Nicholas II, silih berganti gadis-gadis berdatangan ke istana Tsar dan mengaku bahwa dirinya adalah putri Anastasia yang hilang. Namun hingga 10 tahun, jasad itu tak pernah ditemukan, dan cerita mengenai Anastasia yang hilang masih diperdebatkan.
Namun para peneliti mengungkapkan dalam sebuah laporan bahwa tidak ada akhir bahagia bagi seluruh anggota kekaisaran, termasuk kehidupan putri Anastasia. Pada tahun 2007, tim peneliti berhasil menemukan makam kedua yang letaknya hanya beberapa ratus kaki dari makam pertama yag didalamnya terdapat sisa-sisa dua tubuh manusia.
Hasil analisis DNA terhadap dua bagian tulang manusia itu menunjukkan adanya hubungan antara tulang tersebut dengan tulang keluarga Romanov di makam pertama. Setalah mendapatkan hasil lab dari Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, pemerintah Rusia mengkonfirmasi bahwa tulang tersebut salah satunya adalah milik putri Anastasia Nikolaevna Romanov. Kisah paling tragis dan kelam dalam sejarah Rusia itu kini telah berakhir untuk selamanya di sebuah pemakaman sepi tanpa nisan.

4 comments: