Monday, 5 November 2012

Dikala Hujan

               Rupanya langit Jogja masih saja muram dan belum menampakkan tanda-tanda hendak menyingkirkan duka. Sari masih setia di depan lobi kampus menengadahkan tangan ke langit, membiarkan jemarinya dilewati tetesan air hujan yang semakin lama semakin deras saja. Sari mundur beberapa langkah karena kali ini cipratan air hujan mulai membasahi rok bunga-bunga yang ia kenakan. Ia membersihkan roknya dari cipratan air. Ia menoleh ke samping kanannya ketika dilihatnya seseorang berjalan melewatinya. Lelaki itu berhenti di tangga lobi kedua, terdiam sesaat kemudian menengadahkan tangannya ke langit. Sari tak berkedip menatap punggung lelaki itu lantaran apa yang sedang lelaki itu lakukan sama persis dengan apa yang ia lakukan barusan.

                " Kamu suka hujan ? ". Lelaki berkemeja coklat itu bertanya tanpa memandangnya.
               Sari terkejut, tetapi ia segera menjawab,
                " Sangat suka malah , "
                " Aku juga... aku sangat suka melihat senyummu ketika kamu menengadahkan tangan bermain air hujan disini".

               Lelaki itu berlalu begitu saja di tengah derasnya hujan setelah mengatakannya. Sari hanya terdiam termanggu mendapati fakta selama ini dirinya diperhatikan diam-diam. Lelaki itu berjalan lurus tanpa menoleh ke arahnya. Hujan yang begitu deras tak mampu menghentikan langkah lelaki itu. Sari tak mengenali siapa dia. Tetapi di lubuk hatinya yang paling dalam, Sari berharap, suatu saat lelaki itu tak hanya sekedar menjadi " dia yang menyukainya diam-diam ".

No comments:

Post a Comment