Aku memang tak pernah menang melawanmu. Bahkan aku tak pernah menang melawan diriku sendiri. Selama ini aku merasa semu, selalu merasa bersaing dengan sesuatu atau seseorang, entahlah. Aku sendiri tidak begitu paham, siapa atau apa sebenarnya dia?
Aku terpuruk, aku bersaing dengan bayangannya. Bayangan yang seharusnya dengan mudah kutepis, apalagi jika hanya bersaing seperti ini. Tetapi nyatanya, bayangan itu begitu kuat, hingga aku selalu kalah. Kalah dengan perasaanku sendiri, kalah dengan bayangan itu lagi.
Apa atau siapa sebenarnya kau? Cintanya terbagi oleh bayangan itu. Aku merasa engkau semu, tapi dia merasa kau yang terpenting. Lebih penting dariku. Aku cemburu, aku semakin sering menerka-nerka. Apakah bayangan itu masa lalu?
Oh Tuhan.. aku ingin tahu siapa rival-ku itu. Bersaing dengan bayangan semu sama halnya dengan memaki-maki tembok. Haruskah aku terlambat mengetahuinya? Haruskah aku tahu setelah semuanya usai? Ataukah aku harus mengalah pada seseorang atau sesuatu itu? Menyerahkan dia? Tak akan...