Saturday 6 September 2014

Sekelumit Catatan - Part 2

Aku mengerti, terjebak seperti ini hanya membuatku takut melangkah. Terjebak seperti ini hanya membuatku seakan butuh dikasihani.

Dear Cita,
            Aku akan menjelaskan dengan singkat apa yang sebenarnya terjadi padaku. Namaku Sara. Aku adalah seorang perempuan yang terjebak cinta diam-diam. Bukan diam-diam dalam arti aku mencintai seorang lelaki sedangkan dia tak tahu, tetapi aku mencintai seorang lelaki yang dia tahu aku mencintainya dan aku hanya bisa diam karena lelaki ini telah bersama yang lain.
            Aku tahu apa yang harus aku lakukan, melupakannya. Tetapi bukankah sangat berat memungkiri perasaan sendiri?
Bagimana menurutmu keadaanku ini? Percayakah kamu bahwa seharusnya cinta tak menyakiti?.
Hingga saat ini aku selalu merasa bodoh karena jatuh cinta padanya.

Sara
***
Dear Sara,
            Jika kamu bertanya padaku bagaimana menurutku keadaanmu, aku hanya akan mendukung satu kalimatmu “Aku tahu apa yang harus aku lakukan, melupakannya”. Tak ada alasan untuk mempertahankan perasaan yang sebenarnya kamu tahu tak tepat. Sama seperti kalimat rasa cinta itu murni tapi bukan berarti dia bisa memurnikan.
Aku tak percaya cinta tak menyakiti. Cinta itu sakit, Sara. Mengapa? Karena dia mengharuskan kita “Jatuh”. Pilihlah jatuh yang akan meninggalkan sedikit luka saja.

Regards, Cita