Wednesday 10 July 2013

Ramadhan Pertama di Negeri Rantau

     Ramadhan tiba. Teman-teman kuliah saya sudah banyak yang pulang ke kampung halaman masing - masing, kecuali beberapa orang saja, termasuk saya yang masih membetah-betahkan diri bergelut dengan kesibukan kampus yang belum juga selesai.
     Ini bukan Ramadhan pertama saya jauh dari orang tua. Namun, Ramadhan kali ini adalah kali pertama saya benar-benar merasakan Ramadhan di negeri rantau tanpa ada sanak saudara. Ramadhan tahun lalu, puasa hari pertama saya lalui dengan menempuh perjalanan menuju kampung halaman. Saya berada dalam bus Jogja - Jember lebih kurang 13 jam lamanya. Dan Ramadhan kali ini, saya masih berada di dalam kamar kost ukuran 3 x 4 ditemani laptop dan buku-buku kesayangan saya.
     Suasana Ramadhan yang berbeda membuat saya rindu akan ayah dan ibu. Rindu masakan. Rindu Tarawih, sahur, dan buka bersama mereka. Seingat saya, setiap kali sahur, saya yang paling sulit dibangunkan. Ketika sahur, semua masakan telah tersedia, saya hanya perlu duduk manis di meja makan dan melahap masakan ibu saya.  Sekarang berbeda, saya harus bangun sendiri, menanak nasi di magic com , menghangatkan atau memasak lauk yang hanya telor mata sapi dan mie. Sungguh berbeda.
     Tapi saya mengakui ada hikmah dibalik setiap Ramadhan. Dan hikmah Ramadhan tahun ini adalah saya belajar mandiri, dan bisa jadi saya belajar menjadi ibu rumah tangga juga. Yah, saya akui, dengan Ramadhan di perantauan saya harus belajar memasak meskipun hanya menanak nasi di magic com. Inilah Ramadhan pertama di negeri rantau. Bagaimana dengan Ramadhan kalian?