Sunday 6 April 2014

Pepatah Hujan

Aku selalu mengingat hal paling romantis saat turunnya hujan adalah hujan itu sendiri. Bulir bulir air itu tak pernah segan kembali lagi ke bumi meskipun tahu rasanya jatuh berkali-kali.

Kalista
Kalista sadar bahwa setiap apa yang ia putuskan akan menjadikan hidup orang lain juga berubah, sama seperti apa yang ia rasakan sekarang, kebingungan. Kalista tak pernah mencintai seseorang hingga sejauh ini, yang ia tahu hanya menjaga, merindu dan tentu saja mengenang. Kalista tak pernah sadar apa yang ia rasakan, bukan tak sadar tapi ia tak tahu bahwa itu namanya cinta.

Rendy
            Aku selalu merasa bodoh setiap kali mempertahankan sesuatu. Aku tahu kalista menganggapku tak lebih dari sekedar teman, tapi aku mencintainya, dengan sangat. Kalista melakukan hal-hal ganjil yang menurutku lucu,Kalista bukan gadis yang malu-malu. Kadang aku merasa ia sungguh terlalu, membiarkan hatiku jatuh dan bangkit disaat yang sama. Seringkali kamu ngambek karena cemburu. Ah, apakah kamu benar-benar cemburu? Atau hanya ingin menggodaku?
            Kamu hebat, Kalista. Seberapa lama lagi kamu akan membuatku seperti ini?

Kalista
Aku yakin, aku sangat pintar menyembunyikan perasaan. Aku tetap Kalista yang sama. Tak ada yang berbeda meskipun disini (hati), entahlah, mungkin sudah hancur berkeping-keping.

Rendy
            Haha mungkin benar aku ini korban friendzone, mencintai sahabatku sendiri. Sekarang aku meratapi kebodohanku, mengapa tak dari dulu aku mengungkapkan perasaanku?

Kalista
            “Rendy, ayo dimakan sup-nya. Nanti keburu dingin. Kamu ngelamunin apa sih?”


Rendy
            Aku kaget kamu memperhatikanku, “Eh, aku nggak ngelamun kok. Iya, aku makan ”.
Saat ini kita makan berdua, sangat sering, bahkan rutin. Tapi pembicaraan kita hanya sebatas Kalista dan Rendy yang bersahabat. Kal, aku masih menunggu hatimu terbuka untukku bahkan sesering apapun kamu menutupnya untukku dan membuka lebar-lebar untuk lelaki hujanmu itu.

Kalista
            Rendy sahabat terbaik yang pernah ada, orang yang benar-benar takut kehilangan aku. Aku juga takut kehilangan dia. Aku sering bertanya-tanya bagaimana jika nantinya kamu punya kekasih ya, Ren?

Rendy
            Apa jadinya ketika aku melihatmu bersama orang yang kamu cintai, Kal?

Kalista
            “Hujaaannnn …”
Ah, aku mengingatmu lagi sebanyak bulir-bulir air yang jatuh. Aku mengingat kita yang sama sama mencintai hujan, yang sama sama menengadahkan tangan menangkap air hujan dan  membiarkannya lolos melalui sela-sela jemari ini.

Rendy
            Aku tahu,Kal. Yang kamu cintai bukan hujan, tapi orang yang telah merebut hatimu bersamaan dengan turunnya hujan. Kal, apa kamu tak sadar bahwa akulah yang selalu ada ketika hujan turun. Kal, apa kamu tak sadar bahwa lelaki hujanmu itu tak akan pernah kamu miliki? Kal, apa kamu buta hingga tak melihatku dihadapanmu?

Kalista
            Rendy melamun lagi, atau jangan jangan sebenarnya aku yang sedari tadi melamun. Rendy menatapku sendu. Ah, hanya perasaanku saja. Mana mungkin si Rendy brutal ini bermata sendu.

Rendy
            Kal, apa kamu tak melihat bahwa di mataku hanya ada kamu.

Kalista
            Ren, kamu ngelamunin apa sih? Cukup ngeri melihat wajah sendumu, melihatmu seperti akan jatuh sakit. Apakah hujan yang membuatmu seperti ini?
Apa yang bisa aku lakukan untukmu?

Rendy
            Kal, apa yang kamu lakukan? Haha lagi-lagi berlaku bodoh begini. Apa itu yang kamu tulis di jendela yang berembun? Apa? Rendy jelek? Kamu pikir kamu cantik? Tidak,Kal. Kamu sangat cantik.

Kalista

            Aku serius menulis di jendela yang berembun, sesekali memonyongkan bibir dan menggembungkan pipi seperti ikan mas koki. Ah, aku bosan,Ren. Hari ini kamu hanya diam. Biasanya kamu rebut mengomentari ini itu. Aku bosan, hujan akan segera berhenti, tapi mengapa hanya ini yang terjadi? Tidak ada apa-apa, tidak ada perkembangan. Seandainya kamu tahu jika aku berharap. 

No comments:

Post a Comment